April 5, 2019

Jadi korban body shaming? Santai aja kali.

Belakangan ini, topik body shaming mulai marak di sosmed. Banyak dari influencer dan selebgram mengampanyekan stop body shaming, baik di dunia maya maupun di dunia nyata. Trus body shaming itu apa sih? 

Body shaming adalah bentuk dari verbal bullying. Biasanya yang dijadikan objek bully adalah orang-orang dengan bentuk tubuh (yang dianggap) di luar standar yang dibilang normal atau ideal. Contohnya, kurus, ceking, cungkring, gendut, gembrot, babon, dll. 

Sama seperti bentuk bullying lainnya, body shaming ini bawa akibat yang sangat merusak. Akibatnya nggak main-main, lho. Udah banyak korban yang mengalami ganggunan makan karena dibilang gendut banget atau terlalu kurus, ada juga yang berasa ngga berguna karena kepercayaan dirinya dimatikan oleh komen-komen jahat pelaku body shaming, yang paling ekstrem mungkin bisa berujung bunuh diri. Gawat ya? Ya emang! Di mana-mana, bullying itu memang berbahaya.

Makanya, saya seneng banget ketika banyak influencer yang mulai sadar dan mengampanykan stop body shaming. Tapi, ada satu nih yang bikin gemes. Influencer yang mulai marah-marah ketika dapet komen (yang dianggap) body shaming di DM Instagramnya. I mean, come on, man! I know body shaming is very bad, tapi dengan marah-marah apakah akan menyelesaikan masalah? Apakah pelaku akan mengerti bahwa yang dia lakukan itu salah? Bisa jadi dia ngga tau kalo dia sedang berbuat bodoh dan kejam. So, buat kalian semua yang masih ngamuk-ngamuk pas dapet komen sejenis "ih, kok kamu gendutan sih?", sini saya bilangin sesuatu deh.

Buat saya, orang yang melakukan hal tercela itu kemungkinannya cuma 2: dia emang beneran tercela atau dia ngga tau sama sekali. Apalagi dengan kultur Indonesia di mana becandaan bentuk tubuh atau umur adalah hal yang wajar untuk membuka percakapan. Jadi, pastinya banyak yang nggak ngerti kalo komen kayak begitu tuh sebenernya menyakiti lawan bicaranya.

If you are really concern about body shaming, and really want to educate people to stop doing it, pulling a rage over someone whose doing body shaming is not a solution. Ujung-ujungnya malah dibilang baperan dan over sensitif. Alih-alih pesanmu tersampaikan, malah jadi nambah sakit hati kan? Udah dibilang gendut, ditambahin baperan pulak! Kesannya jadi kayak ngga ada bagus-bagusnya gitu.

Trus gimana caranya biar pada berhenti?

Let me tell you something, body shaming can never be stop. You can never tell people to say nice things to you all the time. 

Orang-orang dengan komentar menyakitkan itu tidak akan pernah hilang dan akan selalu ada. Seberapapun kamu teriak-teriak marahin mereka. So, toughen up! Try to ignore those people and their comments. Biasanya yang dicari klompencapir (kelompok penghina dan pencibir) itu memang reaksi kita. Semakin kita bereaksi, semakin meraka menganggap tindakan mereka benar. 

Learn to love yourself completely, sampai komentar apapun tentang tubuhmu nggak ngeganggu emosimu sama sekali. Kalo komentar secuil aja bikin kamu sedih atau marah, than you're not loving yourself enough.

Saya pun masih belajar mencintai diri sendiri, yang ternyata susah banget. Tapi setidaknya, sekarang saya lebih santai ngadepin komen body shaming. Kalo dibilang gendutan, di iyain aja. Ya emang gendut, trus kenapa? Kalo disuruhin kurusin dikit biar cantik, bales aja "kalo cantik mah cantik aja, mau gendut kek, kurus kek, ngga ngaruh." Sejauh pengalaman saya sih cukup mempan nutup mulut-mulut comberan itu.

Focus on what you are doing. Kalo kamu fokus akan seusuatu, percaya deh komen-komen kayak gitu tuh jadi nggak penting lagi. Karena yang penting adalah apa yang ingin kamu lakukan atau ingin kamu raih. 

In order to love yourself, you have to value yourself. Don't lower your value by answering those comments. Asli deh, ga ada gunanya marah-marahin orang. Malah jadi kepikiran ngga sih? Tadinya udah mau berhasil self love, jadi gagal lagi karena ngerespon satu komen aja. Dengan kita nyaman terhadap kondisi tubuh dan pede-pede aja, yakin deh komen-komen ngga penting itu pelah-pelan akan berkurang. Ngga akan hilang sepenuhnya sih, tapi perlahan berkurang. Kalo kita nyaman dan selow-selow aja, orang juga lama-lama akan sungkan untuk kasih komentar negatif. Kalo pun masih ada, yaa anggep aja meraka sirik, ngiri karena ngga bisa se-pede kita.

Percaya deh, dengan kita fokus ke diri sendiri dan tidak bereaksi sama sekali dengan komen-komen body shaming akan mempermudah proses kita dalam mencintai diri sendiri.

Terakhir, khusus buat yang dibilang gendut, it's oke if you want to change. Diet dan olahraga biar kurus boleh banget, tapi lakukan atas kemauan diri sendiri. Bukan demi orang lain atau demi apapun. Karena, kalo datangnya bukan dari motivasi diri sendiri, seringnya bikin kecewa dan malah makin merusak.

Yasudah, segitu aja curahan kegemasan saya untuk influencer-influencer yang kenceng banget ngomongin self love tapi dapet komen body shaming dikit langsung ngamuk-ngamuk. Ngga usah gitu lah. Populasi SJW di Indonesia udah banyak, jadi ngga usahlah berpartisipasi nambahin jumlah populasinya.

Santai aja kaleeeee~

No comments:

Post a Comment