Minggu, 28 Agustus 2016 kemarin
Akber Bekasi mengadakan kelas bareng mba Winda Krisnadefa. Kali ini mba Winda
ngga sharing seputar penulisan cerita fiksi atau novel lagi, tapi dia akan
sharing seputar hand lettering. Saya menyebut mba WInda ini ibu-ibu yang ngga
bisa diem nganggur. Selain aktif sebagai seorang blogger, mba WInda ini juga
sering bikin-bikin barang kerajinan tangan.
Kelas kali ini berbentuk mini workshop
karena mba Winda langsung transfer ilmu hand lettering-nya dengan praktek tanpa
ba bi bu lagi. Walaupun sama-sama bermakna menulis indah, tapi hand lettering
dan kaligrafi adalah 2 hal yang berbeda meskipun perbedaannya tidak terlalu
banyak. Karena kaligrafi adalah tulisan dari kitab suci Qur’an, maka ada banyak
peraturan dan mazhab yang harus diikuti. Sedangkan hand lettering berfokus
kepada jenis tulisannya atau bisa disebut typography dalam dunia desain grafis.
Pastinya hand lettring mempunyai gaya dan peraturan yang lebih luwes daripada
kaligrafi. Bentuk huruf dan ornamen hiasan di sekitar tulisanya pun tergantung
dari kreatifitas pembuatnya.
Tangan yang luwes ternyata tidak
hanya wajib dimiliki seorang penari tradisional. Jika ingin membuat hand
lettering yang sempurna tanpa cela yaa kuncinnya ada di keluwesan tangan
memainkan kuas di atas media tulisan. Makanya kemarin kami belajar menggunakan
kuas dengan ukuran paling kecil dan tinta Cina, Kata mba Winda untuk melatih
tangan dan belajar mengendalikan sapuan kuas. Jadi berasa kayak orang-orang
jaman dulu aja gitu yang nulisnya masih pake bulu. Haha :D
Hanya ada dua aturan dalam hand lettering: sapuan kuas ke atas harus tipis dan sapuan kuas ke
bawah harus tebal. Iya, cuam dua itu doang. Jika sudah menguasai dua peraturan
dasar tersebut, maka kamu udah bisa bikin kreasi tulisan macem-macem.
Seiring dengan makin maraknya
seni hand lettering ini, maka selain
sebagai hobi hand lettering juga bisa dijadikan peluang bisnis. Mba
Winda sendiri sudah pernah menghias beberapa café di Bekasi dengan karyanya.
Seru banget kan! Berawal dari iseng-iseng, terus jadi hobi dan lanjut ke bisnis.
Merasa tulisannya jelek bak cakar
ayam? Ngga usah minder. Yang penting konsisten belajar nulis setiap harinya
minimal 10 menit biar tangannya lemes dan luwes, begitu saran mba Winda. Di
akhir kelas kami semua pamer hasil karya masing-masing. Ngga usah tanya gimana
karya saya ya, udah pasti hancur berantakan bleberan sana sini. Hehe :D
Sampai jumpa di kelas
selanjutnya, Akberians!
No comments:
Post a Comment