March 19, 2016

Berbagi Rasa (dan hati?) di #LLD3

Ini adalah tahun ke-3 saya menjadi relawan aktif Akademi Berbagi Bekasi dan sama seperti 2 tahun lalu, tahun ini saya mengikuti acara akbar Akademi Berbagi, Local Leaders Day (LLD). Kali ini acara berlangsung selama 3 hari di Jogja, tepatnya di Edu Hostel daerah Ngampilan. Rombongan Bekasi yang ikut kali ini hanya 6 orang, tapi pastinya tidak mengurangi keberisikannya yang sudah terkenal sejak jama LLD 2 lalu :D


Sejujurnya saya bingung harus mulai cerita dari mana. Terlalu banyak hal seru nan menyenangkan untuk disampaikan melalui tulisan, tapi saya coba aja deh.

Hari 1: Workshop literasi
Acara hari pertama dibuka dengan workshop literasi. Sebagai gerakan yang tumbuh dan besar di social media, tentunya Akademi Berbagi membutuhkan tulisan sebagai rekam jejaknya di dunia digital. Untuk itu pada LLD 3 ini, para relawan diberikan pelatihan tentang literasi. Pengajarnya ngga tanggung-tanggung, seorang wartawan senior yang sekarang menjabat sebagai editor in chief CNN Indonesia, Bapak Yusuf Arifin atau yang lebih akrab disapa Pak Dalipin.
Pak Dalipin saat workshop literasi:)
Pada workshop ini, Pak Dalipin berbagi sedikit seputar kisi-kisi menulis yang baik. Menurut beliau, tidak diperlukan bakat untuk menulis, karena semua orang bisa menulis. Yang diperlukan adalah kemauan untuk terus menulis agar skill juga terus terasah. Pak Dalipin juga bilang jika ingin menulis dengan bagus banyak-banyaklah membaca buku, karena dengan membaca secara tidak langsung otak kita akan menduplikasi gaya penulisan dari buku yang kita baca. Oiya, menurut beliau tulisan yang baik adalah tulisan yang memiliki fokus pada sebuah cerita.

Di akhir acara, Kami diberi waktu 20 menit untuk membuat sebuah tulisan dengan tema apa saja. Saya sempat bingung cari ide tulisan. Secara yaa kalo nulis di blog biasanya galau-galauan, kan malu juga kalo ceritanya dipilih untuk dibacakan di atas panggung hihi :D

Malamnya adalah sharing session oleh papah-papah ganteng bersuara renyah pujaan setiap wanita, Bang Handry Satriago. Walaupun sudah berkali-kali datang di sharing session belaiu tapi saya tidak pernah bosan. Petuahnya yang terkesan tidak menggurui nancep cep di hati. Satu kutipan beliau yang saya ingat sampai sekarang, yaitu "Leadership is a journey of making mistakes and making improvement". Buatlah kesalahan dan belajarlah dari situ. Di akhir sesi beliau membacakan Surat Kepada Pemimpin Indonesia Masa Depan yang ditulisnya sendiri pada tahun 2012.
Ganteng dan bersuara renyah, apalagi yang kurang cobak? *ihik*
Acara berakhir sekitar pukul 20:30 malam. Kondisi badan yang kurang kondusif karena batuk pilek mengharuskan saya untuk segera tidur setelah acara selesai. Tapi kayanya kok sayang yaa langsung tidur padahal udah di Jogja. Akhirnya saya dan relawan Akber Bekasi memutuskan untuk berjalan kaki menuju titik nol Jogja yang letaknya ngga sejauh hatiku dan hatinya  begitu jauh dari hostel.
Ngga usah dicari saya ada di mana, yang pasti saya ada di foto ini kok. Beneran deh!
Oh iya, hampir kelupaan. Ada yang unik dari LLD tahun ini! Untuk memudahkan peserta mengenal satu sama lain, panitia membuat permainan treasure hunt seperti ini:
Permainan ini terbukit membuat relawan satu sama lain tidak hanya sekedar kenalan, tapi juga jadi ngobrol banyak banget.

Hari 2: Playtime with Tiga Pijar
Sama seperti LLD 2, hari kedua adalah workshop seru bareng Mba Yanti NisroBang Jansen, dan Bang Jul. Kalo saya lebih suka menyebutnya playtime, karena yaa memang berasanya sedang main-main bukan workshop :D 
Kelompok dengan populasi Icha terbanyak dan ngga pernah lengkap kalo di foto. Sampai acara selesai pun, tidak satu pun dari kami yang punya foto dengan formasi lengkap. Hahag :))
Jika pada LLD 2 kami diajak untuk berani bermimpi, kali ini kami diajak menjadi tangguh. Bukan Tiga Pijar namanya kalo bikin workshop yang tanpa bermain. Oiya, dalam workshop kali ini kami dibagi menjadi beberapa kelompok. Saya mendapat kelompok 9 bersama 2 Icha lain yang berasal dari Jogja (Icha syariah) dan Malang.
Icha pangkat 3 :))
Mission Impossible One kami adalah meminta sesuatu yang tidak mungkin diberikan tanpa menawarkan imbalan apa pun. Nah loh! 

Kedengerannya impossible banget kan? Saya pun bingung, yang kepikiran di otak saya cuma minta hati mas-mas ganteng yang ada di sekitar akhirnya saya dan Icha syariah pun dapat ide untuk membantu pengamen angklung di lampu merah. Karena merasa kurang tertantang, kami pun lanjut mencari ide. Sempat ditinggal tanpa penjelasa oleh mbah-mbah yang sedang kupas bawang merah, akhirnya kami memutuskan untuk membantu membersihkan toko kacamata yang ada di pertokoan sekitar. Kalo dipikir lagi, yang kami lakukan adalah hal yang sudah pasti diberikan orang lain. Lhaa wong kita bantuin pekerjaan mereka kok. Jadi saya merasa cukup ngga nyambung hahaha :D

Salut dengan relawan lain yang berhasil membawa pulang tabung gas elpiji, sepeda dan bahkan seorang bapak penarik becak ke tempat acara. Kalian terbukti resilient, gaes!

Lanjut ke Mission Impossible Two yang berbunyi, "Susunlah kata-kata yang terdapat di sebuah amplop menjadi sebuah kalimat yang tertera di kertas yang sudah kalian miliki masing-masing. Pergunakanlah uang Rp 550.000 untuk mendapatkan kata-kata yang kalian butuhkan" . Singkat cerita kelompok kami berhasil mengumpulkan kata-kata menjadi satu kalimat sempurna, namun gagal menjadi kelompok terkaya. Lalu tantangan selanjutnya adalah membuat benteng manusia yang tidak bisa ditembus bola, kali ini kelompok kami pun gagal. Tapi ngga papa, gaes. Namanya juga resilient, gagal bukan suatu ancaman buat kami untuk terus maju. Cieeh :D 
Bukan, ini bukan pasar. Tapi emang lagi pada tawar-tawaran harga. Terbukti relawan Akber sangat kompetitif!
Malamnya kami bertukar kado di rooftop hostel. Saya dapet scarf batik berwarna biru donker yang entah dari siapa.

Hari 3: Photoshoot dan meeting akbar
Hari ke-3 adalah harinya foto-fotooo! Oh ini maksudnya foto-foto yang terintegrasi secara rapih dan dibagi tiap kota, yaa semacam foto kondangan gitu tapi tanpa mempelai hehe. 
Cuma Bekasi doang yang difotonya bareng model papan atas :P 
Setelah sesi foto-foto yang rauwisuwis selesai, dimulailah rapat akbar Akademi Berbagi. Oh, tenang aja ini buka seperti meeeting-meeting akbar parpol kok, tapi lebih seperti ngobrol santai seputar visi misi Akber ke depan dan pengenalan pengurus pusat. Oiya, sebagai penyemangat relawan untuk mulai kembali bekerja di kota masing-masing, kami dibagikan masing-masing 10 buku Kelas yang ditulis oleh founder Akademi Berbagi, Mba Ainun Chomsun.

Banyak hal yang saya dapat sepulangnya saya ke Bekasi. Selain teman dan gebetan baru di berbagai daerah, semangat saya pun untuk tetap bekerja di Akademi Berbagi sudah terisi penuh hingga tumpah-tumpah. Melalui Akademi Berbagi saya belajar, bahwa kita semua adalah seorang pemimpin setidaknya bagi diri sendiri. Pemimpin yang disegani memang penting, tapi jadilah pemimpin tangguh, yang bisa menyesuaikan diri dengan jaman yang semakin cepat bergeraknya.

Terima kasih Akademi Berbagi ata 3 hari yang bikin susah move on-nya. 
Sampai jumpa di LLD 4 :) 
Yes, i am glad and proud to be the part of Akademi Berbagi family :)


Disclaimer: foto-foto yang ada di post ini adalah milik relawa yang saya comot dari akun sosmednya masing-masing.



2 comments:

  1. Seru ya LLD 2016. Sayang ndak bisa gabung tahun ini :(

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iyaaa seru banget. Banyak relawan abru yang unyu-unyu :D

      Delete