October 6, 2014

Pindah

Akan selalu ada perpindahan dalam siklus kehidupan. Yang paling awal adalah perpindahan dari rahim Ibu dan keluar menantang dunia. Dari situ kemudian diikuti dengan hal-hal pelengkap lainnya. Perpindahan adalah kejadian absolut yang tidak dapat dihindari dalam mata rantai kehidupan.

Pindah, memiliki banyak makna. Mungkin, untuk sebagian orang, pindah hanya berarti bergerak dari satu tempat ke tempat yang baru –yang bisa jadi lebih baik atau bahkan lebih buruk-. Ada proses menarik saat kita berpindah, banyak orang baru yang datang, tak sedikit pula yang pergi. Ada yang hanya lewat selintas lalu, ada juga yang memang akan menetap sampai waktunya berpindah lagi atau akan menetap selamanya hingga ajal memisahkan. Berpindah bukan hanya sekedar tempat, pindah juga memiliki tipe-tipe tersendiri. Tipe yang sedang saya alami adalah pindah mimpi dan pindah teman.

Menurut Ibu, manusia itu harus punya mimpi. Menurut saya, manusia itu harus punya mimipi yang banyak, tapi harus ada satu mimpi yang dipegang erat walaupun tangan sudah bergetar karena terlalu lelah menggenggam.

Sewajarnya, jika berani bermimpi maka harus berani juga untuk mewujudkannya. Salah satu mimpi saya adalah menjadi penyiar radio atau at least berkarir di radio. Dari mimipi itu, kemudian saya dipertemukan  dengan orang-orang yang memiliki mimipi yang sama. Karena saya yang nihil pengalaman dan teman saya yang kebanyakan masih kuliah dan susah untuk masuk radio terkemuka di Jakarta, maka kami sepakat untuk membangun radio streaming bersama. Seperti korek api kayu yang awalnya memancarkan api yang benderang  lalu kemudian meredup seiring habisnya kayu yang dibakar,  begitu pun dengan semangat kami. Pada awalnya kami sangat semangat bahu membahu membersihkan tempat, patungan belanja alat, meeting rutin membahas perkembangan hingga design website pun sudah siap. Namun ketika semua tinggal jalan, satu persatu anggota tim kami mundur dengan alasan kesibukan masing-masing.  hingga tersisa 4 orang yang masih semangat untuk membangun radio tersebut bersama, saya adalah salah satu dari 4 orang tersebut.

Saya yakin, untuk membangun mimpi dan kemudian meraihnya adalah kerja keras yang tak kenal lelah. Prosesnya juga tidak mudah. Banyak sekali kerikil bahkan batu besar yang menghadang. Jika kita yakin dan terus berusaha, maka batu besar dan kerikil tajam tersebut bukanlan suatu hambatan. Tapi apa yang terjadi jika keyakinan itu dikandaskan di tengah jalan? Dihempas paksa lalu kemudian memuai perlahan dan menghilang.

Sebuah peristiwa membuat saya kecewa. Kehadiran saya dalam tim tersbut dinihilkan. Dianggap tidak ada sama sekali. Mungkin karena nihil ilmu dan nihil pengalaman suara saya dianggap tidak mampu mewakili atau bahkan hanya sekedar memberi pendapat dalam tim tersebut.

Jika sudah seperti ini, mungkin sudah waktunya saya berpindah mimpi. Mundur perlahan dan mengubur mimpi tersebut dalam-dalam, berusaha melupakan bahwa saya pernah bermimipi berkarir di dunia radio. Mungkin ada mimpi yang tidak bisa dipaksakan dan tidak ditakdirkan untuk terwujud. Sedih, sudah pasti. Apalagi setelah teman yang dulu akrab membangun radio bersama kini pergi satu per satu. Ini berarti saya juga harus berpindah teman.

Suka atau tidak, rela atau tidak, satu per satu orang pasti akan pergi meninggalkan kamu sendiri. Jika sudah seperti ini tandanya sudah waktunya berpindah teman dan memulai lagi yang baru. Begitu seterusnya tanpa akhir.


No comments:

Post a Comment