Akan selalu ada
perpindahan dalam siklus kehidupan. Yang paling awal adalah perpindahan dari
rahim Ibu dan keluar menantang dunia. Dari situ kemudian diikuti dengan hal-hal
pelengkap lainnya. Perpindahan adalah kejadian absolut yang tidak dapat
dihindari dalam mata rantai kehidupan.
Pindah, memiliki
banyak makna. Mungkin, untuk sebagian orang, pindah hanya berarti bergerak dari
satu tempat ke tempat yang baru –yang bisa jadi lebih baik atau bahkan lebih
buruk-. Ada proses menarik saat kita berpindah, banyak orang baru yang datang,
tak sedikit pula yang pergi. Ada yang hanya lewat selintas lalu, ada juga yang
memang akan menetap sampai waktunya berpindah lagi atau akan menetap selamanya
hingga ajal memisahkan. Berpindah bukan hanya sekedar tempat, pindah juga
memiliki tipe-tipe tersendiri. Tipe yang sedang saya alami adalah pindah mimpi
dan pindah teman.
Menurut Ibu,
manusia itu harus punya mimpi. Menurut saya, manusia itu harus punya mimipi
yang banyak, tapi harus ada satu mimpi yang dipegang erat walaupun tangan sudah
bergetar karena terlalu lelah menggenggam.
Sewajarnya, jika
berani bermimpi maka harus berani juga untuk mewujudkannya. Salah satu mimpi
saya adalah menjadi penyiar radio atau at
least berkarir di radio. Dari mimipi itu, kemudian saya dipertemukan dengan orang-orang yang memiliki mimipi yang
sama. Karena saya yang nihil pengalaman dan teman saya yang kebanyakan masih
kuliah dan susah untuk masuk radio terkemuka di Jakarta, maka kami sepakat
untuk membangun radio streaming bersama.
Seperti korek api kayu yang awalnya memancarkan api yang benderang lalu kemudian meredup seiring habisnya kayu
yang dibakar, begitu pun dengan semangat
kami. Pada awalnya kami sangat semangat bahu membahu membersihkan tempat,
patungan belanja alat, meeting rutin membahas perkembangan hingga design website pun sudah siap. Namun
ketika semua tinggal jalan, satu persatu anggota tim kami mundur dengan alasan
kesibukan masing-masing. hingga tersisa
4 orang yang masih semangat untuk membangun radio tersebut bersama, saya adalah
salah satu dari 4 orang tersebut.
Saya yakin,
untuk membangun mimpi dan kemudian meraihnya adalah kerja keras yang tak kenal
lelah. Prosesnya juga tidak mudah. Banyak sekali kerikil bahkan batu besar yang
menghadang. Jika kita yakin dan terus berusaha, maka batu besar dan kerikil
tajam tersebut bukanlan suatu hambatan. Tapi apa yang terjadi jika keyakinan
itu dikandaskan di tengah jalan? Dihempas paksa lalu kemudian memuai perlahan
dan menghilang.
Sebuah peristiwa
membuat saya kecewa. Kehadiran saya dalam tim tersbut dinihilkan. Dianggap tidak
ada sama sekali. Mungkin karena nihil ilmu dan nihil pengalaman suara saya dianggap
tidak mampu mewakili atau bahkan hanya sekedar memberi pendapat dalam tim
tersebut.
Jika sudah
seperti ini, mungkin sudah waktunya saya berpindah mimpi. Mundur perlahan dan
mengubur mimpi tersebut dalam-dalam, berusaha melupakan bahwa saya pernah
bermimipi berkarir di dunia radio. Mungkin ada mimpi yang tidak bisa dipaksakan
dan tidak ditakdirkan untuk terwujud. Sedih, sudah pasti. Apalagi setelah teman
yang dulu akrab membangun radio bersama kini pergi satu per satu. Ini berarti saya
juga harus berpindah teman.
Suka atau tidak,
rela atau tidak, satu per satu orang pasti akan pergi meninggalkan kamu
sendiri. Jika sudah seperti ini tandanya sudah waktunya berpindah teman dan memulai
lagi yang baru. Begitu seterusnya tanpa akhir.
No comments:
Post a Comment