June 6, 2014

Tentang Para Pembela Tuhan


Di suatu minggu pagi mendung nan syahdu, tiba-tiba saya  diusik sebuah pesan singkat via BBM oleh kerabat dekat saya berisi link video seorang misionaris tebem yang sedang khotbah dengan logat Melayu di sebuah tempat di sekitaran Pontianak. Khotbahnya standar sih, seputar menjelek-jelekkan agama lawannya, yaitu Islam. Sang misionaris memberikan pendapat tentang bagaimana sebenarnya umat Muslim (menurut dia) masih belum tahu jalan lurus sesuai pentunjuk Tuhan itu dimana. Yaa standar laah, seperti seorang juru kampanye lagi promo partainya. Oh iya misionaris ini fasih sekali membaca Qur’an. Tajwidnya terdengar sesuai dan tepat. Haha.

Yang makin lucu lagi adalah respon dari kerabat saya. Dia berkomentar betapa nekat dan bodohnya misionaris tersebut. Dan betapa geramnya dia dengan khotbahnya. Buat saya ini kocak banget. Selayaknya baca komik strip komedi, bedanya yang saya baca adalah chat BBM. 

Saya sering bertanya-tanya, kenapa banyak sekali orang yang mendadak merasa beriman ketika agamanya di cemooh agama lain. Padahal sehari-harinya mereka tidak menjalakan apa yang diperintahkan agamanya sama sekali. Saya juga heran kepada orang-orang yang baru sekali dua pergi ngaji tapi merasa paling beriman dan merasa berkewajiban untuk mengingatkan orang lain tentang beribadah dan dosa-dosa yang akan menghampiri. Honestly, saya muak dengan orang-orang tersebut. 

Bukan karena saya agnostic atau atheis, saya masih percaya Tuhan itu ada walaupun saya agak ragu dengan konsep agama. Buat saya, agama itu adalah ranah personal yang seharusnya tidak diusik oleh pihak luar selain diri kita sendiri. Kenapa harus geram dengan khotbah seorang misionaris yang menghina Islam kalo kamu sendiri tidak mau bersusah-susah menjalankan perintah agama yang (menurut kamu) kamu imani? Bukankah secara tidak sadar kamu juga sering menghina agama meraka? Lantas apa bedanya kamu dengan misionaris tadi? Sama menyebalkannya kan?!

Bukan, saya bukan membela misionaris tadi. Saya juga muak dengan pemuka agama yang sejenis itu. Tapi, bukan berarti saya juga harus membela agama saya dengan marah dan geram. Toh, saya juga bukan pemeluk Islam yang taat. Saya masih sering mempertanyakan tentang aturan-aturan agama saya yang kadang tidak beralasan. Seharusnya agama itu tidak memaksa, bukankah semua agama itu mengajarkan kebaikan? Lalu apa yang baik dari sebuah pemaksaan?

Menurut saya, Tuhan itu Maha Baik, Maha Asik dan Maha Nyantai juga. Cuman, pembelanya aja yang sering caper. Kalaupun ngga ada yang nyembah lagi, Tuhan juga ngga papa kok, Dia santai-santai aja. Jadi kenapa kita mesti repot-repot nyari muka dengan berlomba-lomba nyari massa pendukung?

Ingat! Tuhan itu bukan calon presiden yang dipilih berdasarkan pengikut terbanyak. Tuhan juga bukan finalis idol-idolan yang akan menang kalo dapet voting sms paling banyak. Jadi yaa, beribadahlah sesuai perintah agama Tuhan-mu, bagaimanapun caranya. Dan jangan sekali-kali kamu menghujat agma lain apalagi memaksakan agamamu kepada orang lain. Percaya deh, Tuhan ngga suka sama yang gitu-gituan. Tuhan adem ayem aja kok tanpa kamu harus cari muka dengan teriakin namaNya kemana-mana. Hihi :D

No comments:

Post a Comment