April 19, 2014

Diary Of The Food Enthusiast: Pecel Pincuk Madiun


Sebagai vegetarian bajakan, saya emang lebih doyan sayur ketimbang makanan yang berbahan dasar hewan, makanya saya seneng  banget Indonesia punya beragam jenis makanan khas berbahan dasar sayuran. Tiap provinsi mempunyai makanan khas berbahan dasar sayuran dari daerahnya masing-masing. Walaupun sebenarnya menurut saya kadang rasa dan bumbunya hampir mirip.

Kalo kemaren saya pernah bahas tentang Ketoprak khas Cirebon, yang sekarang saya mau bahas makanan yang setipe tapi dari kota yang berbeda, yaitu PECEL PINCUK MADIUN. 

Sebenernya varian pecel ada berbagai macam. Standarnya sih pecel isinya kombinasi dari rebusan kangkung, bayam, toge, kacang panjang dan disiram dengan bumbu kacang kental beraroma kencur. Tapi setiap daerah pasti ada aja yang ditambahin sayurannya. Kalo di daerah sekitaran Purwokerto, pecelnya suka ditambahin rebusan kembang onje atau bunga pohon kecombrang. Saya biasanya makan pecel jenis ini kalo pulang kampung ke Slawi naek kereta. Kalo udah mulai masuk daerah Cirebon, pasti banyak mbok-mbok penjual pecel ini seliweran. Mudah-mudahan sampe sekarang masih ada yah :)

Sedangkan untuk Pecel Picuk Madiun sayur tambahannya adalah kembang turi dan daun kemangi. Kembang? Iya. Rasanya enak! Tempo hari, Bu Anggi pernah buat rebusan kembang turi yang dijadikan lalap sambal terasi. Dan rasa enaknya, beyond words! Haha x)

ini nih PECEL PINCUK! :9
Aroma kemangi yang wangi dan daunnya yang renyah membuat Pecel Pincuk Madiun tersa beda dari yang lain, walaupun dengan bumbu kacang berbahan dasar sama.
Saya pribadi lebih suka dengan Pecel Pincuk Madiun, karena terasa lebih enak dan segar daripada pecel yang ada di daerah sekitaran Cirebon. Saya ngga doyan kembang onje, rasanya pahit dan getir (seperti kehidupan) ^^v

Di daerah sekitaran rumah saya, setiap pagi bisa ditemui satu-satunya penjual Pecel Pincuk Madiun sejagad Perumnas 3, Bekasi (yang saya tahu). Buka mulai dari jam 9 pagi dan biasanya jama 11an sudah ludes habis.

Selain ramah lingkungan karena kemasannya ngga menggunakan plastik sama sekali, pecel ini juga ramah pengangguran, seporsi dihargai 7 ribu sudah lengkap dengan nasi dan peyek kacang. Tapi kalau mau beli pecelnya aja juga bisa, budhe-budhenya baik kok. Seporsi pecel tanpa nasi dihargai 5 ribu itu juga uadah dikasih peyek kacang juga. Murah kan?! Perut kenyang, hati pun girang

Selalu menarik memang kalau bercerita makanan, eh tapi itu cuman saya aja apa semuanya begitu ya? Biarlah, yang pasti saya suka makan dan suka bercerita. Besok mau cerita makanan apa lagi ya?

No comments:

Post a Comment