February 5, 2014

Diary Of The Food Enthusiast: MI AYAM


Sebagai food enthusiast yang juga seorang noodle freak, saya doyan banget sama yang namanya mi ayam. Apalagi yang ada baksonya, beuh!

Mi emang adalah makanan yang identik dengan benua Asia. Keliatan dari banyaknya varian mi di negara-negara Asia dan kesemuanya pasti enak-enak banget! 

Kalo Jepang punya Ramen dan Korea punya Ramyun (jenis sama, beda bahasa doang), Indonesia punya MI AYAM! 

Ngga seperti mi asal Jepang atau Korea yang kadang ngga aman buat muslim karena mengandung babi, mi ayam dijamin halal. Karena bahan pokonya yang udah pastinya dari ayam dan bebas babi, ya kan kalo pake babi namanya mi babi, kalo pake ceker namanya mi ceker, etapi di mi ceker pasti ada ayamnya juga jadi namanya mi ayam juga (ya udah sik cha!)

Seperti halnya Indonesia yang punya beragam suku bangsa dan kebudayaan, mi ayam ada macemnya juga. Ada mi ayam Wonogiri (atau biasa saya sebut mi ayam kampung) sama mi ayam Bangka. Apa yah bedanya? Nih saya kasi tau nih

Mi Ayam Wonogiri (Mi Ayam Kampung)
ini bentuk mi ayamnya
Wonogiri adalah nama sebuah kabupaten di Jawa Tengah yang berbatasan dengan Gunung Kidul. Daerah terebut memang terkenal dengan bakso dan mi ayamnya, karena sebagian besar pendatang Wonogiri di Jakarta biasanya berjualan bakso dan mi ayam. Biasanya jenis mi ayam ini dijual dengan gerobak keliling perumahan atau ada juga yang buka kios. Jenis mi ayam ini yang sering saya sebut ‘Mi Ayam Kampung’.

Saya bilang Mi Ayam Kampung karena memang biasanya ada di kampung-kampung perumahan ataupun di pedagang kaki lima pinggir jalan. Dari komposisi mi-nya sepertinya sama seperti mi yang lain, tapi kalo mia ayam kampung ini, daging ayamnya dipotong kotak-kotak dan dibumbui dengan bumbu semur.  Jadi rasanya ada campuran rasa semur juga. Ada juga bumbunya yang agak kuning tapi bukan opor loh yah, ada sedikit rasa semur cuma agak kuning karena ditambah kunyit. Mungkin tujuan ditambah kunyit supaya amisnya ayam agak tertutup sama rasa atau aroma kunyit.  Kuahnya biasanya dicampur jadi satu mangkok sama mi. Jadi kalo yang biasanya makan mi ayam kering tanpa kuah, harus bilang dari awal sama abangnya. Untuk pelengkapnya bisa ditambah bakso atau pangsit goreng atau rebus, tapi umumnya sih palingan adanya bakso sama kerupuk pangsitnya aja itupun harganya nambah 2 ribu :D

Nah, sekarang saya bahas soal gerobaknya. Biasanya geroak mi ayam jenis ini warnanya biru tapi seiring perkembangan jaman, ada juga yang warnanya coklat. Mungkin maksudnya supaya warna kayunya lebih keluar dan kliatan lebih natural ^^v

ini bentuk gerobaknya
Di sebelah kanan atas bagian dalam gerobak biasanya ada 2 buah laci dan sebuah ruang kecil di bawah laci-laci tadi. Laci paling bawah untuk tempat mi yang belum direbus, yang atas untuk tempat krupuk pangsit, baso mentah atau sawi. Ruang kecil paling bawah biasanya ada panci ukuran sedang yang isinya ayam berbumbu semur untuk siraman mi dan gelas plastik besar berisi sambel cabe. 

Disebelah kiri bawah bagian dalam gerobak ada panci bulat besar yang di bagi dua, isinya satu untuk air rebusan mi, satu lagi air rebusan untuk kuah. Di depan panci tadi ada deretan botol saus dan botol kaldu ayam. Selai itu, ada satu lagi kompartemen di bagian atas gerobak, isinya daun bawang sama bawang goreng sama persediaan sambel sachet-an.

Tapi ciri-ciri gerobak mi ayam tadi ngga seragam sih. Tergantung kreatifitas sama imajinasi abangnya juga.

Mi Ayam Bangka
kliatannya enak!!!
Iya, seperti dari namanya, mi ayam ini asalnya dari Bangka. Sebuah provinsi di sebelah timur pulau Sumatera (menurut Wikipedia). Karena sebagian penduduknya adalah keturunan Cina, maka kebanyakan penjual mi ayam Bangka itu orang keturunan Cina.

Mi ayam Bangka merupaka versi bersih dari mi ayam kampung. Bukan berarti mi ayam kampung itu jorok loh yah. Mi ayam Bangka cenderung berkuah bening, makanya saya bilang bersih. Daging ayamnya dipotong dadu rapih tanpa kulit dan dibumbui dengan bawang putih, lada  dan garam, jadi hasilnya putih bersih. Selain sawi, ada toge juga sebagai sayuran pendampingnya. Dan untuk pelengkapnya sudah pasti ada bakso, pangsit rebus dan pangsit goreng. Kita bisa pilih salah dua-nya atau bahkan lengkap semuanya. Penyajiannya selalu kering karena kuahnya dipisah tersendiri di mangkok kecil. Kuahnya biasanya kaldu yang diberi sedikit bumbu sehingga gurih.

Penjual mi ayam jenis ini hanya bisa ditemukan di kios-kios. Mereka tidak berjualan keliling, mungkin karena ornamen makanannya terlalu banyak dan lengkap, agak repot kalo masuk gerobak

Diantara keduanya, saya lebih doyan mi ayam Bangka, tapi saya juga doyan mi ayam kampung karena harganya lebih murah, meriah dan enak hehe :D

Oiya, selain mi ayam daerah Bangka juga terkenal sama martabak manisnya tapi itu saya bahas kapan-kapan ajadeh, sekarang saya mao fokus sama mi ayam kampung yang dari tadi mangkal depan rumah hihi ^^v

Nb: semua gambar adalah hasil gugling, soalnya kalo udah di depan mi ayam ga pernah inget mao poto :D


3 comments:

  1. mie ayam khas bandung juga nenak loh ca..hehe
    tapi gw jarang sih, untuk ukuran anak kosan, mie rebus lebih bersahabat. haha

    ReplyDelete
    Replies
    1. This comment has been removed by the author.

      Delete
    2. Wah iyaa bener, mi ayam Bandung juga enak. Tapi bentuknya hampor mirip sama mi ayam Bangka. Dan mie rebus juga jadi pilihan enak kalo lagi mager kemana-mana hihi :D

      Delete