December 23, 2013

"The Boy In The Striped Pyjamas"



Saya udah lama denger judul film ini, tapi baru bisa nonton sekarang. Filmnya lumayan bikin stres sih karena bersetting di Jerman pada masa kejayaan Hitler.

Tau lah ya, kalo udah bawa-bawa nama Hitler pasti otomatis kebayang gimana kejamannya dia terhadap kaum Yahudi waktu itu. Tapi, The Boy in Striped Pyjamas ini bukan film yang mengisahkan tentang Hitler sama sekali.

Film ini bercerita tentang bocah laki-laki berumur 8 tahun bernama Bruno yang adalah anak dari seorang komandan prajurit.

Cerita dimulai dimana Bruno yang sangat suka bermain dan menjelajah. Tinggal di Berlin di daerah yang aman dari perang. Dia sedih harus berpisah dengan teman-temannya dan harus pindah ke sebuah pedesaan terpencil  karena ayahnya dipindahtugaskan.

Karena rasa penasarannya, secara tidak sengaja Bruno berkenalan dengan sorang bocah sebaya penghuni kamp konsentrasi bernama Shmuel. Pertama-tama Bruno sangat iri sama Shmuel, karena dianggapnya Shmuel tinggal dirumah yang menyenangkan dengan banyak teman bermain.

Buat saya, yang menarik dari film ini adalah betapa polosnya isi pikiran bocah kecil. Bahkan ketika terjadi propaganda besar-besaran dimana-mana. Terlihat ketika bagaimana Bruno tidak setuju dengan apa diajarkan oleh gurunya untuk membenci kaum Yahudi karena dinilai membawa pengaruh jelek terhadap negara waktu itu. Dia didoktrin untuk membenci semua kaum Yahudi tanpa kecuali.

Tapi Bruno tidak percaya dengan semua doktrin itu, karena dia punya Shmuel sahabat satu-satunya yang seorang anak Yahudi dan dia kenal dengan Pavel, mantan dokter Yahudi yang terpaksa harus menjadi buruh di rumahnya. Kedua orang tadi menurut Bruno orang yang sangat baik yang bertolak belakang dengan apa yang diceritakan gurunya.

Bagian paling menarik ada di ujung film, ketika Bruno dipaksa pindah ketempat yang jauh dari kamp konsentrasi tapi di malah memilih tinggal menemani Shmuel mencari ayahnya yang hilang. Secara tidak sengaja mereka masuk kedalam rombongan yang saat itu akan dihanguskan di sebuah kamar krematorium. Ironis.

Banyak pesan yang disampaikan oleh film ini. Film ini mengajarkan kita untuk tidak mengkotak-kotakan manusai berdasarkan ras, agama atau apapun. Film ini juga mengajarkan kita agar teguh pada apa yang kita percayai walaupun seluruh dunia menentangnya.

Overall, this movie is worth to watch.

No comments:

Post a Comment